cara membuat karangan ilmiah

Loading

Senin, 10 Juni 2013



Helicobacter pylori dan Probiotics

    Drahoslava Lesbros-Pantoflickova3, *,
    Irène Corthésy-Theulaz4, dan
    André L. Blum5

    3 Departemen of Internal Medicine, Clinique Genolier, 1272 Genolier, Swiss, Pusat Penelitian 4Nestlé, 1000 Lausanne, Swiss, dan 5Division of Gastroenterology, Rumah Sakit Universitas Lausanne, 1011 Lausanne, Swiss

Abstrak

Infeksi Helicobacter pylori, patogen sangat lazim, adalah penyebab utama gastritis kronis dan ulkus peptikum dan faktor risiko untuk keganasan lambung. H. pylori pemberantasan pengobatan antibiotik berbasis 90% efektif. Namun, mahal dan menyebabkan efek samping dan resistensi antibiotik. Probiotik bisa menyajikan murah, solusi alternatif berskala besar untuk mencegah atau mengurangi kolonisasi H. pylori. Sebuah pencarian literatur dari database MEDLINE (1966-2006) telah dilakukan memilih semua in vitro, hewan, dan sepenuhnya diterbitkan Studi Bahasa Inggris-bahasa manusia yang berhubungan dengan H. pylori dan probiotik. Probiotik memiliki efek penghambatan dalam vitro pada H. pylori. Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa pengobatan probiotik efektif dalam mengurangi pylori terkait radang lambung H.. Tujuh dari 9 studi manusia menunjukkan peningkatan H. pylori gastritis dan penurunan H. pylori kepadatan setelah pemberian probiotik. Penambahan probiotik untuk pengobatan antibiotik standar ditingkatkan H. pylori pemberantasan tarif (81% vs 71%, dengan pengobatan kombinasi vs H. pylori pemberantasan pengobatan saja, χ2test: P = 0,03). Pemberian probiotik mengurangi pylori terapi terkait efek samping H. (kejadian efek samping: 23% vs 46%, dengan terapi kombinasi vs H. pylori pemberantasan pengobatan saja, χ2test: P = 0,04). Penelitian ada yang bisa menunjukkan pemberantasan infeksi H. pylori dengan pengobatan probiotik. Jadi asupan jangka panjang produk yang mengandung strain probiotik probiotik mungkin memiliki efek menguntungkan pada infeksi H. pylori pada manusia, terutama dengan mengurangi resiko gangguan yang berkaitan dengan derajat tinggi radang lambung berkembang.

Jangka panjang infeksi Helicobacter pylori selalu menyebabkan gastritis kronis (1), yang merupakan penyebab utama ulkus peptikum (2) dan faktor risiko untuk keganasan lambung (3). Saat ini, terapi kombinasi yang terdiri dari 2 antibiotik dan proton pump inhibitor (PPI) 6 dianggap sebagai pengobatan pilihan untuk membasmi infeksi H. pylori (4). Meskipun rejimen ini ~ 90% efektif, ia memiliki kelemahan yang mahal dan menyebabkan efek samping dan resistensi antibiotik (5). Untuk alasan ini, terapi tiga tidak dianjurkan pada subyek yang terinfeksi kebanyakan, yaitu, dalam pembawa "sehat" tanpa gejala dan dalam mata pelajaran dispepsia tanpa ulkus (4).

Sebuah probiotik didefinisikan sebagai spesies mikroba hidup yang, administrasi, mungkin memiliki efek positif pada microecology usus dan meningkatkan kondisi kesehatan (6). Saat ini, probiotik yang paling banyak dipelajari adalah laktat bakteri penghasil asam, terutama Lactobacillus spesies (7). Probiotik telah terbukti berguna dalam pengobatan beberapa penyakit pencernaan seperti diare infeksi akut atau pouchitis (8). Asupan probiotik dapat bermanfaat pada subyek H. pylori terinfeksi karena beberapa alasan.

Pertama, meskipun tingkat infeksi H. pylori masih tinggi di negara berkembang (9), itu jatuh di negara-negara industri (10). Akibatnya, spektrum gangguan pencernaan bagian atas telah berubah. Di satu sisi, ulkus peptikum dan kanker lambung telah menurun terus-menerus selama masa lalu 30 y (11). Di sisi lain, gastroesophageal reflux dan karsinoma esofagus telah meningkat terus menerus dalam periode waktu yang sama (11). Oleh karena itu mungkin bahwa infeksi H. pylori mungkin bermanfaat, misalnya, dengan melindungi host dari refluks esofagitis dan komplikasinya (12). Dengan demikian, pendekatan diet yang akan membuat H. pylori kepadatan dan peradangan infeksi-dimediasi pada tingkat rendah mungkin, setidaknya pada beberapa pasien, menjadi alternatif diinginkan untuk terapi eradikasi.

Kedua, hasil klinis infeksi H. pylori ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk jenis H. pylori regangan, tingkat peradangan, dan kepadatan H. pylori kolonisasi (13). Telah dilaporkan bahwa risiko perkembangan penyakit ulkus peptikum dan kanker lambung meningkat dengan meningkatnya tingkat infeksi (14,15). Oleh karena itu, penekanan permanen atau jangka panjang H. pylori dapat menurunkan risiko pengembangan penyakit H. pylori-terkait (16).

Jadi ada bunga yang cukup besar dalam mengembangkan murah, alternatif solusi skala besar untuk mencegah atau mengurangi kolonisasi H. pylori. Dalam hal ini, probiotik dapat menutup kesenjangan terapeutik.
Bagian SectionNext Sebelumnya
Probiotik dan H. pylori

Kami telah melakukan beberapa studi klinis yang telah menunjukkan efek yang menguntungkan Lactobacillus johnsonii LA1 pada H. pylori gastritis (17-19). Kami telah bertujuan untuk menguatkan hasil penelitian tersebut dalam tinjauan ini. Untuk tujuan ini, kami melakukan pencarian literatur pada studi yang berhubungan dengan H. pylori dan probiotik. Semua menerbitkan studi bahasa Inggris diidentifikasi oleh pencarian elektronik dari database MEDLINE (1966-2006) menggunakan kata kunci "probiotik," "laktobasilus," dan "bakteri asam laktat" sehubungan dengan "H. pylori "Abstrak. dan studi yang belum dipublikasikan secara penuh dikeluarkan.

Dalam artikel ini kita pertama membahas kemungkinan mekanisme aksi probiotik terhadap infeksi H. pylori, seperti dilansir in vitro dan studi hewan. Kemudian kami menyediakan bukti yang tersedia tentang efek probiotik terhadap H. pylori gastritis, yang berasal dari hasil vivo pada hewan dan manusia. Akhirnya, efek penambahan probiotik untuk standar H. pylori pemberantasan terapi dibahas.
Mekanisme tindakan.

Bagian ini merangkum beberapa mekanisme diduga dimana bakteri probiotik dapat menghambat H. pylori.
Mekanisme Nonimmunological

Hambatan Nonimmunological seperti keasaman lambung dan penghalang mukosa lambung merupakan garis pertahanan pertama terhadap bakteri patogen. Ia telah mengemukakan bahwa asupan probiotik memperkuat penghalang ini dengan memproduksi zat antimikroba, bersaing dengan H. pylori untuk reseptor adhesi, merangsang produksi musin, dan menstabilkan penghalang mukosa usus.
Zat antimikroba

Probiotik dapat menghambat pertumbuhan H. pylori dengan mengeluarkan zat antibakteri. Lactobacilli tertentu mensintesis senyawa antimikroba yang berhubungan dengan keluarga bakteriosin (20,21). Zat yang dikenal lainnya yang dikeluarkan oleh bakteri ini adalah endproducts fermentasi asam laktat, seperti laktat dan asetat asam, dan hidrogen peroksida (22).

Produksi jumlah yang relatif besar laktat oleh lactobacilli telah terlibat sebagai faktor penghambat H. pylori oleh beberapa penulis (23-25) (Tabel 1). Asam laktat, selain efek antimikroba yang dihasilkan dari penurunan pH, bisa menghambat pylori urease H.. Namun, efek penghambatan lactobacilli pada H. pylori berbeda dari strain ke ketegangan. Sebagai contoh, L. johnsonii LA10 tidak menghambat H. pylori meskipun memproduksi sebanyak asam laktat sebagai L. johnsonii LA1 (17). Di sisi lain, telah menunjukkan bahwa strain lainnya (L. acidophilus LB, L. casei, L. johnsonii LA1, dan L. lactis) mengerahkan efek penghambatan pada H. pylori oleh asam-laktat dan mekanisme pH-independen (26-28) (Tabel 1). Keterlibatan senyawa protein dalam efek penghambatan telah dibuktikan oleh beberapa penulis (17,26-29). Namun, sifat yang tepat dari zat antimikroba yang dikeluarkan oleh strain ini masih harus ditentukan. Bakteri probiotik lainnya, seperti Weissella confusa (30), L. lactis (31), dan Bacillus subtilis (32), yang ditampilkan untuk mengeluarkan bakteriosin mampu menghambat pertumbuhan H. pylori in vitro. Dalam kasus B. subtilis, zat ini sama dengan animocumacins, milik kelompok isocoumarin antibiotik (32).
Lihat tabel ini:

    Dalam jendela ini
    Di jendela baru

TABEL 1

Mekanisme penghambatan H. pylori oleh probiotik in vitro

Kesimpulannya, efek penghambatan in vitro bakteri probiotik tertentu mungkin terkait dengan asam laktat dan / atau zat antimikroba lainnya belum diidentifikasi.
Persaingan untuk adhesi.

Adhesi H. pylori pada sel epitel adalah penting dalam menentukan hasil di H. pylori-penyakit terkait (33). Dalam mukosa lambung, H. pylori mungkin berinteraksi dengan sel epitel melalui komponen sekretori atau sebagai hasil dari kepatuhan (34). Dalam studi vitro menunjukkan bahwa L. johnsonii LA1, L. salivarius, L. acidophilus, dan W. confusa menghambat perlekatan H. pylori untuk usus HT-29 sel (17,28) atau MKN 45 baris sel lambung (30, 35).

Ada beberapa kemungkinan mekanisme dimana bakteri probiotik dapat menghambat adhesi H. pylori. Lactobacilli tertentu seperti L. johnsonii LA1 (17) atau L. acidophilus LB (28) dapat mengerahkan aktivitas antiadhesi mereka dengan mengeluarkan zat antimikroba (Tabel 1). Selain itu, strain L. reuteri seperti (36) atau W. confusa (30) dapat menghambat pertumbuhan H. pylori dengan bersaing dengan situs adhesi. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa L. reuteri menghambat pengikatan H. pylori untuk reseptor glikolipid spesifik asialo-GMI dan sulfatide (36). Namun, nonspesifik daripada penyumbatan situs tertentu reseptor adalah mekanisme yang paling mungkin karena lactobacilli dapat menghambat adhesi varietas besar bakteri patogen, meskipun masing-masing menganut reseptor khusus pada sel-sel (37).

Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa kolonisasi sebelumnya dengan probiotik dicegah (35) atau mengurangi infeksi H. pylori pada tikus bebas kuman (38). Dengan demikian, terlepas dari mekanisme yang terlibat dalam penghambatan kepatuhan H. pylori pada sel-sel epitel, probiotik dapat mencegah H. pylori kolonisasi mukosa lambung dengan menghambat adhesi pada sel epitel.
Penghalang mukosa.

Sekresi lendir berkurang pada epitel yang rusak atau berkembang biak merupakan temuan yang sering di H. pylori gastritis terkait. H. pylori dikenal untuk menekan Muci dan ekspresi gen MUC5A dalam baris sel lambung manusia (39). Telah terbukti secara in vitro bahwa L. plantarum dan L. rhamnosus meningkatkan ekspresi MUC2 dan MUC3 gen (40) dan sekresi ekstraseluler berikutnya musin oleh kultur sel usus (41). Properti ini dapat memediasi kemampuan strain ini untuk mengembalikan permeabilitas mukosa lambung mukosa (42) atau menghambat perlekatan bakteri patogen, termasuk H. pylori (40,41).
Mekanisme imunologi.

Respon inflamasi terhadap infeksi H. pylori lambung ditandai dengan pelepasan berbagai mediator inflamasi seperti sitokin dan kemokin. Respon sitokin awalnya diwujudkan dengan pelepasan interleukin 8 (IL-8), yang mengarah ke migrasi neutrofil dan monosit pada mukosa (43). Monosit diaktifkan dan sel dendritik di lamina propria menghasilkan tumor necrosis factor α (TNF-α) serta IL-1 dan IL-6 (44). IL-1 dan IL-6 merangsang sel T CD4 + (tipe 1), dan ini menghasilkan berbagai sitokin termasuk IL-4, -5, IL-6, dan interferon-γ (45). Tanggapan ini dapat membersihkan infeksi dan mempertahankan peradangan.

Probiotik bisa memodifikasi respon kekebalan dari tuan rumah dengan berinteraksi dengan sel epitel dan modulasi sekresi sitokin antiinflamasi, yang akan menghasilkan pengurangan aktivitas lambung dan peradangan (46). Dalam studi vitro menunjukkan penghambatan H. pylori-dirangsang sekresi IL-8 oleh sel epitel lambung oleh L. salivarius (35). Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa efek probiotik bakteri asam laktat dapat dimediasi melalui peraturan kekebalan tubuh, terutama melalui pengendalian keseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi, yang kemudian akan menghasilkan pengurangan aktivitas lambung dan peradangan (47,48). Penurunan antibodi IgG spesifik untuk infeksi H. pylori, setelah asupan probiotik, sejajar dengan penurunan peradangan lambung diamati dalam beberapa studi hewan (23,25,35). Akhirnya, asupan probiotik telah terbukti untuk memperkuat penghalang mukosa dengan merangsang respon IgA lokal, sehingga mengarah ke efek mukosa-menstabilkan (49).

Namun, efek probiotik pada respon imun sulit untuk menggeneralisasi. Berbeda probiotik strain dapat menghasilkan respon imun divergen, yang, pada gilirannya, tergantung pada status kekebalan inang (50).
Probiotik dan H. pylori gastritis
Penelitian pada hewan.

Beberapa penelitian menggunakan model murine telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan strain Lactobacillus yang berbeda dikurangi H. pylori atau H. felis kolonisasi dan penurunan Helicobacter diinduksi radang lambung (23,25,28,35,38,51). Pada tikus konvensional, pengobatan oral dengan budaya-menghabiskan supernatan dari manusia L. acidophilus LB ketegangan menurun H. felis kepadatan, mengurangi H. felis aktivitas urease, dan menyembuhkan peradangan mukosa felis terkait H. (28). Pengurangan H. pylori kepadatan dan peradangan lambung juga diamati pada tikus bebas kuman spesifik diobati dengan L. casei strain Shirota (25). Ia telah mengemukakan bahwa tingkat penekanan H. pylori atau H. felis tergantung pada strain probiotik yang digunakan (23,51). Sebagai contoh, L. salivarius ditekan H. pylori dan mengurangi respon inflamasi pada tikus gnotobiotic lebih efisien daripada L. acidophilus atau L. casei (23).

Dengan demikian, telah ditunjukkan dalam studi hewan bahwa pengobatan probiotik, meskipun tidak dapat menghapus H. pylori, adalah efektif dalam mengurangi pylori terkait radang lambung H..
Studi manusia.

Lactobacilli tertentu tahan terhadap pH rendah perut dan dapat mematuhi dan transiently berada dalam perut manusia (52,53). Telah didalilkan, berdasarkan hasil in vitro dan studi hewan, bahwa probiotik mungkin bisa bersaing dengan dan down-mengatur infeksi H. pylori pada manusia.

Sembilan percobaan sepenuhnya diterbitkan menyelidiki pengaruh probiotik terhadap H. pylori gastritis (17-19,27,54-58) (Tabel 2, 3). Yang paling sering digunakan adalah galur L. johnsonii LA1, baik dalam persiapan susu fermentasi yang mengandung bakteri hidup (18,19,54) atau sebagai supernatan kultur-sel bebas (17). Probiotik lainnya yang digunakan adalah L. casei (27), L. brevis (55), dan L. gasseri OLL2716 (57); 2 studi menggunakan yogurt yang mengandung campuran bakteri probiotik hidup (56,58). Tujuh dari 9 studi menunjukkan efek yang signifikan secara statistik perlakuan probiotik pada H. pylori gastritis (17-19,54-57). Penelitian yang dilaporkan pemberantasan infeksi H. pylori dengan probiotik.
Lihat tabel ini:

    Dalam jendela ini
    Di jendela baru

TABEL 2

Pengaruh probiotik pada H. pylori gastritis
Lihat tabel ini:

    Dalam jendela ini
    Di jendela baru

TABEL 3

Pengaruh probiotik pada H. pylori gastritis

Dalam kebanyakan studi, pengaruh perlakuan probiotik pada tingkat infeksi H. pylori diperkirakan tidak langsung oleh tes napas urea (UBT) (Tabel 2) (17,27,54-58). Dari jumlah tersebut 7 penelitian, 2 melaporkan tidak ada efek pengobatan probiotik pada infeksi H. pylori (27,58) (Tabel 2). Namun, kedua studi yang tidak terkendali. Di sisa 5 studi, administrasi probiotik menyebabkan penurunan beban bakteri H. pylori (17,54-57). Dalam studi pertama, administrasi supernatan sel-bebas dari L. johnsonii LA1 budaya menyebabkan penekanan aktivitas urease H. pylori pada sukarelawan tanpa gejala (17). Efek ini dipertahankan 6 minggu setelah penghentian pengobatan dan asam independen, karena tidak ditingkatkan dengan pemberian bersamaan omeprazole (17). Dalam 4 penelitian lain yang dilakukan dengan subyek diobati baik dengan L. johnsonii LA1 yoghurt (54), L. brevis bakteri lyophilized (55), atau yogurt yang mengandung L. acidophilus dan B. lactis (56) atau L. gasseri (57), penurunan nilai UBT mencerminkan penurunan beban bakteri H. pylori. Selain itu, tanda peradangan lambung seperti prostaglandin I / II ratio (57) atau kegiatan dekarboksilase ornithine (55) juga mengalami penurunan pada kelompok perlakuan aktif dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Dari 3 penelitian menilai secara langsung efek dari pemberian probiotik pada H. pylori gastritis dengan pemeriksaan histologi biopsi lambung (18,19,56), 2 dilakukan di laboratorium kami (18,19) (Tabel 3). Dalam studi pertama kami dengan subyek pylori positif H. diobati dengan klaritromisin monoterapi, pemberian bersamaan L. johnsonii LA1 yang mengandung susu (LC-1) dikaitkan dengan pengurangan tambahan dalam aktivitas H. pylori gastritis terkait dan H. pylori density (18). Efek ini berlangsung selama beberapa minggu setelah LC-1 asupan dihentikan (18). Studi berikutnya kami mengkonfirmasi efek ini menguntungkan. Dalam studi ini, pengobatan 16-minggu dengan LC-1 tanpa penambahan antibiotik penurunan aktivitas H. pylori terkait gastritis dan H. pylori kepadatan, terutama di antrum. Efek ini dicapai setelah 3 minggu dan dipertahankan selama jangka panjang LC-1 menelan (19). Selain itu, penipisan lendir kurang parah diamati di H. pylori-pelajaran positif yang menerima LC-1 pengobatan (19). Temuan ini tampaknya untuk mengkonfirmasi penelitian in vitro yang disebutkan di atas yang telah menunjukkan bahwa L. johnsonii LA1 dapat mencegah H. pylori kepatuhan dengan meningkatkan ekspresi musin (40,41), yang biasanya turun-diatur dalam infeksi H. pylori (39).

Sebagai kesimpulan, hewan dan manusia menunjukkan bahwa pemberian probiotik meningkatkan H. pylori gastritis dan mengurangi H. pylori kepadatan. Efek ini secara statistik signifikan tapi lemah. Di sisi lain, studi apapun bisa menunjukkan pemberantasan infeksi H. pylori dengan pengobatan probiotik.
Probiotik dan H. pylori pemberantasan
Probiotik dan H. pylori tingkat pemberantasan.

Sebagaimana dibahas dalam bagian sebelumnya, pemberian probiotik sendiri tidak mengarah pada pemberantasan H. pylori (Tabel 2, 3). Ia telah mengemukakan bahwa pemberian bersamaan probiotik dengan pengobatan antibiotik-PPI akan meningkatkan H. pylori tingkat pemberantasan. Telah hypothetized bahwa, di samping mekanisme yang disebutkan di atas, asam laktat atau zat yang berpotensi antimikroba lainnya yang dikeluarkan oleh bakteri probiotik (lihat di atas) dapat meningkatkan potensi terapi antibiotik memiliki efek antimikroba. Selain itu, kepatuhan yang lebih baik, sebagai akibat dari efek samping berkurang (lihat di bawah), mungkin memainkan peran.

Seperti terlihat pada Tabel 4, 9 studi menilai efek dari pemberian bersamaan dengan antibiotik probiotik pada H. pylori tingkat pemberantasan (18,59-66). Secara keseluruhan, probiotik meningkatkan H. pylori pemberantasan tarif (81% vs 71%, dengan pengobatan kombinasi vs H. pylori terapi eradikasi saja, χ2 test: P = 0,03). Namun, hasil ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena studi sangat berbeda sehubungan dengan belajar desain dan perawatan antibiotik dan probiotik yang digunakan.
Lihat tabel ini:

    Dalam jendela ini
    Di jendela baru

TABEL 4

Probiotik dan H. pylori pemberantasan

Probiotik tidak meningkatkan efek klaritromisin monoterapi (18) atau omeprazole-amoksisilin bitherapy (62). Hasil penelitian 7 mengevaluasi dampak dari probiotik ditambahkan ke tritherapy konvensional tidak konsisten. Tiga penelitian yang dilaporkan baik tingkat pemberantasan dengan probiotik (60,64,65), sedangkan 4 penelitian lain mengamati tidak ada efek (59,61,63,66). Keterbatasan akan menjelaskan hasil discrepant termasuk kurangnya kontrol plasebo (60,62,64,66) dan durasi singkat pengobatan probiotik (59,60,62,65,66) (Tabel 4). Akhirnya, peran komponen susu tidak boleh dihilangkan dalam studi tidak menggunakan produk susu plasebo (60,62,64,66). Telah ditunjukkan bahwa konstituen tertentu susu (sapi laktoferin dan glycoconjugates, manusia κ-kasein) memiliki efek penghambatan pada H. pylori pada in vitro dan studi hewan (67,68).

Sebagai kesimpulan, uji klinis memberikan bukti yang bertentangan mengenai efek menguntungkan dari penambahan probiotik terhadap pengobatan antibiotik sehubungan dengan pemberantasan infeksi H. pylori. Selanjutnya, penelitian besar, jangka panjang, dan terkontrol plasebo diperlukan untuk membuktikan efek ini.
Probiotik dan efek samping H. pylori terapi eradikasi.

Telah mendalilkan bahwa pemberian bersamaan dengan regimen probiotik PPI-antibiotik akan menyebabkan koreksi antibiotik-induced dysbiosis usus (69) dan akibatnya pada penurunan diare. Namun, ini tetap tidak terbukti karena tidak ada studi pada Tabel 4 telah mengevaluasi komposisi mikroflora usus.

Sampai saat ini, 7 penelitian telah mengevaluasi efek pemberian bersamaan probiotik pada efek samping dari tritherapy standar (59-61,63-66). Dalam 4 penelitian, frekuensi efek samping secara signifikan menurun dengan pemberian probiotik (59,61,64,66), dan 3 studi tidak menemukan efek (60,63,65). Tiga penelitian melaporkan penurunan kejadian diare dan gangguan rasa (59,61,64), dan pengurangan muntah dan mual diamati pada 2 studi (64,66).

Secara keseluruhan, pengobatan probiotik tampaknya mengurangi H. pylori terapi terkait efek samping (kejadian efek samping: 23% vs 47%, dengan terapi kombinasi vs H. pylori pemberantasan pengobatan saja, χ2 test: P = 0,04) (Tabel 4). Namun, perlu dicatat lagi bahwa studi berbeda sehubungan dengan pengobatan antibiotik dan probiotik yang digunakan, membuat interpretasi hasil sulit.

Dengan demikian, pemberian probiotik dapat mengurangi frekuensi diare, efek samping sering tradisional anti-H. pylori tritherapy. Tidak ada penjelasan logis bagaimana probiotik dapat mengurangi mual, muntah, dan gangguan rasa.

Singkatnya, asupan jangka panjang produk yang mengandung strain probiotik, yaitu spesies lactobacilli, memiliki efek menguntungkan pada infeksi H. pylori pada manusia. Di sisi lain, pemberian probiotik sendiri tidak mengarah pada pemberantasan H. pylori. Demikian pula, tidak ada bukti jelas bahwa penambahan probiotik untuk H. pylori standar tritherapy meningkatkan tingkat pemberantasan.

Itu tidak bisa diputuskan, saat ini, strain bakteri probiotik yang paling efektif dalam menekan infeksi H. pylori. Strain dengan kemanjuran yang telah terbukti secara in vitro dan in vivo meliputi L. casei (24,27,59,61,65,66) dan L. johnsonii LA1 (17-19,54,60) (Tabel 1, 4). Di sisi lain, dalam efek penghambatan vivo L. acidophilus LB (28) tidak dimuat dalam percobaan klinis terkontrol menggunakan L. acidophilus LB menghabiskan supernatan kultur (62). Namun, tidak dapat dikesampingkan bahwa kelemahan metodologis menjelaskan kurangnya keberhasilan. Strain lain dengan potensi anti-H. khasiat pylori termasuk L. brevis (55), L. gasseri (57), L. lactis (31,61), L. reuteri (36), B. subtilis (32), dan W. confusa (30).

Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi probiotik untuk penurunan H. pylori kepadatan dan peradangan dibahas. Ini termasuk penguatan pertahanan nonimmunological dari mukosa lambung dan peningkatan respon imun nonspesifik dan spesifik. Pengamatan dari studi manusia yang efek menguntungkan dari probiotik pada infeksi H. pylori bertahan ketika asupan probiotik dihentikan (17,18), bersama-sama dengan fakta bahwa lactobacilli tertentu seperti L. johnsonii LA1 tidak menjajah perut (I. Corthèsy , observasi yang tidak dipublikasikan, 2001), berbicara dalam mendukung mekanisme imunologi.

Terlepas dari mekanisme aksi mereka, probiotik dapat memberikan pendekatan baru untuk pengelolaan infeksi H. pylori. Risiko mengembangkan H. pylori penyakit terkait dapat meningkat dengan meningkatnya tingkat H. pylori kepadatan (14,15). Sejumlah penelitian pada manusia hewan dan telah menunjukkan penurunan dalam H. pylori kepadatan dan peradangan setelah asupan probiotik (18,19). Hal ini dapat dikatakan bahwa efek dari lactobacilli pada peradangan dan H. pylori kepadatan lemah. Namun, kesederhanaan efek ini tidak mengecualikan relevansi klinis. Hal ini diketahui dari daerah lain bahwa perubahan kecil dalam fungsi terganggu memiliki efek klinis utama. Sebagai contoh, studi yang dilakukan di era pra-PPI menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam sekresi asam yang dihasilkan oleh antasida memiliki pengaruh besar pada penyakit maag (70,71). Dalam setiap keseimbangan antara agresi dan pertahanan, perubahan minor yang cukup untuk mencegah atau penyakit endapan. Hal ini dapat disarankan bahwa efek lemah tapi terus-menerus dari lactobacilli pada H. pylori gastritis dapat mencegah penyakit seperti kanker lambung atau ulkus peptikum. Di sisi lain, infeksi pylori dilemahkan H. mungkin lebih baik untuk host daripada tidak ada infeksi sama sekali. H. pylori mungkin bermanfaat, misalnya, dengan melindungi host dari esophagitis refluks dan komplikasinya (12). Hipotesis ini harus dievaluasi dalam penelitian besar yang dirancang dengan baik di masa depan.
Bagian SectionNext Sebelumnya
Catatan kaki

    
1 Diterbitkan sebagai suplemen untuk The Journal of Nutrition. Artikel-artikel yang termasuk dalam suplemen ini berasal dari presentasi dan diskusi di Dairy KTT Dunia 2003 dari Dairy Federation (IDF) di IDF / FAO simposium bersama berjudul "Pengaruh Probiotik dan Prebiotik Kesehatan Evaluasi Pemeliharaan-Kritis Bukti, "yang diselenggarakan di Bruges, Belgia. Artikel-artikel dalam publikasi ini direvisi pada bulan April 2006 untuk memasukkan informasi yang relevan dan tepat waktu tambahan, termasuk kutipan penelitian terbaru tentang topik yang dibahas. Para editor tamu untuk publikasi suplemen adalah Michael de Vrese dan J. Schrezenmeir. Tamu Editor pengungkapan: M. de Vrese dan J. Schrezenmeir tidak memiliki konflik kepentingan dalam hal keuangan atau hibah saat diterima dari IDF. J. Schrezenmeir adalah IDF pengamat untuk Codex Alimentarius tanpa kepentingan finansial. Para editor telah menerima hibah atau kompensasi untuk layanan, seperti kuliah, dari perusahaan berikut bahwa pasar pro-dan prebiotik: Bauer, Danone, Danisco, Ch. Hansen, Merck, Müller Perah, Morinaga, Nestec, Nutricia, Orafti, Valio, dan Yakult.

Selasa, 24 Januari 2012

Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini


Abstrak
Akibat dari kurangnya asupan makanan baik dalam kuantitas maupun kualitas dapat menyebabkan gangguan terhadap proses-proses:pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, perilaku.struktur dan pola otak. Makanan yang seimbang bagi anak-anak sesuai aktifitas olahraga yang digelutinya akan membantu dalam memperoleh energi yang dibutuhkan untuk gerak anak-anak. Anak usia dini memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas olahraga yang ditekuninya. Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan anak usia dini.
Protein memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, selain itu untuk mendukung aktifitas olahraga anak usia dini. Sejalan dengan manfaat protein sebagai zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, maka dibutuhkan 15%-20.% protein dari total kebutuhan atau keluaran per hari. Oleh karena itu anak usia dini perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi untuk kebutuhannya.
Pendahuluan:
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier. 2001:9).Asupan makanan yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Susunan makanan yang salah dalam jumlah kuantitas dan kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah merupakan faktor utama (primer) masalah gizi. Akibat dari kurangnya asupan makanan baik dalam kuantitas maupun kualitas dapat menyebabkan gangguan terhadap proses-proses: pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, perilaku, struktur dan pola otak.
Menyangkut masalah anak-anak dan gizi, bagi mereka asupan makanan yang mengandung nilai gizi tinggi mutlak diperlukan untuk memelihara, menjaga kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan. Makanan yang seimbang bagi anak-anak sesuai aktifitas olahraga yang digelutinya akan membantu dalam memperoleh energi yang dibutuhkan untuk gerak anak-anak. Di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar.
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh pada perkembangan mental, kemampuan berpikir, dan menyebabkan ganguan otak secara permanen (Almatsier, 11:2002). Oleh karena itu pada masa pertumbuhan dan perkembangan diperlukan asupan yang tepat kuantitas maupun kualitas guna mendukung prestasi belajar mereka. Kekurangan energi yang berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktifitas (terutama aktifitas olahraga). Pada anak-anak permasalahan makan yang sering terjadi adalah sulitnya makan dengan teratur sesuai kualitas dan kuantitas makanan. Anak sekolah sering tidak sarapan terlebih dahulu dengan alasan tergesa-gesa, sudah terlambat. Apalagi remaja putri yang ingin menjaga tubuhnya tetap langsing sering meninggalkan pola makan dengan alasan takut gemuk, tampak tidak menarik.
Makanan pada anak-anak harus lebih diperhatikan zat gizinya terutama protein yang membantu proses pertumbuhan tinggi badan, selain penyediaan untuk asupan pertumbuhan otak dan kecerdasan. Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Anak-anak biasanya susah makan (tidak mau makan) yang menggangu pertumbuhan mereka. Kebiasaan anak yang tidak makan secara teratur 3 x sehari akan menyebabkan lambung kosong, kadar gula darah menurun, lemas, sulit konsentrasi, gairah belajar menurun.
Pertumbuhan Anak tidak menurut potensialnya, atau dengan kata lain mengalami kekerdilan disebabkan kurangnya protein yang dikonsumsi. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga anak-anak yang kekurangan protein otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari keadaan ekonomi rendah (Almatsier, 11:2002), dikarenakan konsumsi protein anak sosial ekonomi menengah ke atas lebih terpenuhi nilai gizinya. Pertumbuhan atau penambahan otot hanya mungkin bila tersedia asam amino yang sesuai termasuk untuk pemeliharaan dan pertumbuhan. Untuk itulah kita sebagai manusia yang kompeten di bidang olahraga tidak boleh menganggap sepele masalah makanan bagi anak-anak.
Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada beberapa asam amino mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Molekul protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.

Struktur Protein
Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida . Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992).
Sifat Protein
Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya : panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan, Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti misalnya etil eter. Daya larut protein akan berkurang jika ditambahkan garam, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah katoda. Dan sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anoda (Winarno. F.G, 1992).

Jenis – jenis Protein
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan menjadi:
a. Protein fibriler (skleroprotein)
Adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan darah.
b. Protein globuler (steroprotein)
Adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
Protein dari sudut fungsi fisiologik yaitu berhubungan dengan daya dukung bagi pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan dapat dibedakan menjadi:
    1. Protein sempurna, bila protein sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Sangat diperlukan pada masa pertumbuhan.
    2. Protein setengah sempurna, bila protein sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan. Protein yang memelihara jaringan yang rusak.
    3. Protein tidak sempurna, bila sama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
Fungsi dan Peranan Protein
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain:
1. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma lain.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008).
Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein. Ciri-ciri protein adalah sebagai berikut:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997).
Sumber Protein
Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung , jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat dan iso (usus halus dan usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak, tetapi ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Namun kerang-kerangan mengandung banyak kolestrol, sehingga tidak baik untuk dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis burung lain serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol (Sediaoetama. A.D, 1985). Sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa dan lain-lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu dengan mencampurkan dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis asam amino pembatasnya akan saling melengkapi kandungan proteinnya. Bila dua jenis protein yang memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain. Dua protein tersebut saling mendukung (complementary) sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih tinggi daripada salah satu protein itu. Contohnya yaitu dengan mencampurkan dua jenis bahan makanan antara campuran tepung gandum dengan kacang-kacangan, dimana tepung gandum kekurangan asam amino lisin, tetapi asam amino belerangnya berlebihan, sebaliknya kacang-kacangan kekurangan asam amino belerang dan kelebihan asam amino lisin. Pencampuran 1: 1 antara tepung gandum dan kacang-kacangan akan membentuk bahan makanan campuran yang telah meningkatkan mutu protein nabati. Karena itu susu dengan serealia, nasi dengan tempe, kacang-kacangan dengan daging atau roti, bubur kacang hijau dengan ketan hitam merupakan kombinasi menu yang dapat meningkatkan mutu protein.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada masa anak-anak terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara pesat, keduanya beriringan secara paralel. Menurut Supariasa, (2002:27). Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, besarnya tulang, kerangka, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai proses pematangan atau perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif, yaitu perubahan dalam struktur dan atau fungsi organ tubuh yang terlihat dari perilaku anak, seperti kemampuan memecahkan masalah (ingin mengambil mainan di atas meja yang tinggi dan tidak terjangkau lalu punya ide naik di atas kursi), berkomunikasi secara verbal (menceritakan pengalaman atau ide-ide yang ada di pikirannya). Selain komunikasi verbal dan kemampuan berpikir seperti yang dicontohkan di atas, hal lain yang termasuk pula dalam perkembangan adalah kreatifitas, reaksi emosi dan perilaku anak secara umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik, sedangkan perkembangan pada aspek pematangan organ, terutama kemampuan system saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua yaitu faktor internal dan faktor ekternal seperti status gizi.
Aktifitas Olahraga
Aktifitas olahraga merupakan suatu kegiatan (olahraga) yang dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu, yang didalamnya terdapat proses penggunaan energi yang menunjang gerak. Olahraga membutuhkan kalori tertentu untuk mendukung supaya gerak dan aktifitasnya dapat tercapai secara maksimal. Aktifitas olahraga mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk: berprestasi, kesehatan, pariwisata, pertumbuhan dan perkembangan, kegembiraan dan kesenangan. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda, sehingga aktifitas olahraga yang dilakukan berbeda dalam intesitas, durasi, recovery, intervalnya.
Kesimpulan
Protein sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein juga dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak sehingga dapat meningkatkan fungsi belajar/kognitif anak. Proporsi makanan yang sehat sebaiknya mengandung 15-20% protein, yang dikomsumsi perharinya. kebutuhan protein dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah nitrogen yang dikeluarkan melalui urine. Protein membantu mengganti sel tubuh yang rusak, pada aktifitas olahrga sering ditemukan beberapa kerusakan jaringan tubuh manusia dikarenakan cedera setelah melakukan aktifitas fisik seperti: sprain, strain, atupun faktur. Disinilah protein sangat diperlukan untuk aktifitas olahraga guna mengganti sel yang rusak, oleh karena itu anak usia dini sangat membutuhkan keseimbangan konsumsi protein untuk aktifitas olahraga yang dilakukan.
Daftar Pustaka
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta.
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Cameron, N. 2002. Human Growth and Development. California: Academic Press.
Gaman. M. 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gaman PM, Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Murdijati G, et al, penerjemah. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and Microbiology.
Hardinsyah dan Drajat, M. (1989). Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Wirasari.
I Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
Mcardle, D. (1986). Exercise Physiology Energy, Nutrition, and Human Performance. Second Edition. Philadelpia.
Page. D.S. (1997). Prinsip-Prinsip Biokimia. Edisi Kedua. Penerjemah R. Soendoro. Jakarta: Erlangga.
Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim. (http://www.heruswn.teachnology.com) diakses tanggal 5 Agustus 2010.
Sediaoetama, A. D. 1985. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian
Rakyat. Jakarta.
Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Selasa, 17 Januari 2012

Jumat, 06 Januari 2012



Mata Mungil Yang Menyimpan Dunia

 Setiap pagi setiap gustaf berangkat kerja dan terjebak rutin kemacetan perempatan jalan menjelang kantornya, ia selalu melihat bocah itu tengah bermain main di kolong jalan laying,kadang berloncatan, seperti menjolok sesuatu, kadang hanya merunduk jongkok memandangi trotoar, seolah ada yang tumbuh di celah conblock.Karena kaca mobil yang selalu tertutup rapat, gustaf tak bisa mendengar kan teriakak teriakan bocah itu, saat dia mengibaskan kedua tangannya bagai menghallau suatu yang beterbangan. Gustaf hanya melihat mulut bocah itu seperti berteriak dan tertawa tawa. Kadang gustaf ingin menurunkan kaca mobil, agar dia bisa mendengar apa yang diteriakan bocah itu. Tetapi, gustaf malas menghadapi puluhan pengemis yang pasti akan menyerbu begitu kaca mobil nya terbuka.
       Maka , gustaf hanya memandangi bocah itu dari dalam mobilnya yanng merayap pelandalam kemacetan,.usianya palingan 12 tahunan. rambutnya kusam kecoklatan karena panas matahari. selalu bercelana pendek kucel. berkoreng d lutut kirinya. dia tak banyak beda dengan anak jalanan lainnya yang kian hari makin banya jumlahnya. hanya saja gustaf sering merasa ada yang berbeda dari bocah itu. Dan itu kian gustaf rasakan setiap kali bertatap dengannya. Seperti ada cahaya yang berkerendapan dalam mata bocah itu. Sering gustaf memperlambat laju mobil nya, agar ia bisa berlama lama menatap sepasang mata itu.
memandang mata itu, gustaf seperti menjengu sebuah dunia yang menyegar kan. Hingga ia merasa segala di sekeliling bocah itu perlahan- lahan berubah. Tiang listrik dan lampu jalan menjelma menjadi barisan pepohonan rindang. Tak ada keruwetan, karena jalanan telah menjadi sungai dengan gemericik air di sela bebatuan hitam. jembatan penyebrangan di atas sana menjelma menjadi titian bambu yang menghubungkan gedung- gedung yang telah berubah perbukitan hijau. Dari retakan trotoar tumbuh bunga mawar, akar dedaunan hijau merambat melilit tiang lampu dan pagar pembatas jalan, kerapak tumbuh di dinding penyangga jalan tol. Gustaf terkejut ketika tiba tiba ia melihat seekor bangau bertengger di atas kotak pos yang kini tampak terbuat dari  gula. Air yang jernih dan bening mengalir perlahan, seakan akan ada mata air yang muncul dari dalam selokan. Kicau burung terdengar dari pohon jambu berbuah lebat yang bagai di cangkok di tiang traffic light.
     Gustaf terpesona menyaksikan itu semua. Ia menurunkan kaca mobil nya , menghirup angin yang berhembus lembut dari pegunungan. Tetapi pada saat itulah ia terkejut oleh bising pekikan klakson mobil-mobil di belakangnya. Beberapa pengendara sepeda motor yang menyelip lewat , trotoar melotot k arah nya. Seorang polisi lalu lintas bergegas mendekatinya
buru- buru gustaf menghidupkan mobilnya dan melaju. Gustaf  jadi selalu terkenang mata boca itu.Ia tak pernah menyangka betapa di dunia ini ada mata yang begitu indah. Sejak kecil gustaf suka pada mata, itu sebabnya ketika kanak- kanak ia menyukai boneka. Ia menyukai bermacam warna dan bentuk mata boneka boneka koleksinya. Ia suka menatapnya berlama lama, dan itu rupanya membuat mamanya cemas.Waktu itu mama takut ia akan jadi homoseks seperti oom ridwan, yang kata Mama sewaktu kanak-kanak juga menyukai boneka-boneka ,lantas segera membawanya kepada psikolog. berminggu-minggu mengikuti terapi, ia selalu disuruh menggambar. Dan ia selalu menggambar mata, sering ia menggambar mata yang bagai liang hitam. Sesekali ia menggambar bunga mawar tumbuh dari dalam mata itu; mata dengan sebilah pisau yang menancap; atau binatang-binatang yang berloncatan dari dalam mata hijau toska.
    Ia senang ketika oma memuji gambar-gambarnya itu. Oma seperti bisa memahami apa yang ia rasakan. Ia ingat perkataan oma, saat ia berusia 7 tahun, “mata itu seperti jendela hati. Kamu bisa menjenguk perasaan seseorang lewat matanya..” sejak itu gustaf suka memandang mata setiap orang yang dijumpainya. Tetapi, papa kerap menghardik ,“tak sopan menatap mata orang seperti itu !” Papa menyuruhnya agar selalu menundukkan pandang bila berbicara dengan seseorang.Saat remaja ia tak lagi menyukai boneka, tetapi ia suka diam-diam memperhatikan mata orang-orang yang dijumpainya. Kadang tanpa sadar ia sering mendapati dirinya tengah memandangi mata seseorang cukup lama, hingga orang itu merasa risih dan cepat-cepat menyingkir. Setiap menatap mata seseorang, gustaf seperti melihat bermacam keajaiban yang tak terduga. Kadang ia melihat api berkobar dalam mata itu, kadang ia melihat ribuan kelelawar terbang berhamburan. Sering pula ia melihat lelehan tomat merembes dari sudut mata seseorang yang tengah dipandanginya. Atau dalam mata itu ada bangkai bayi yang terapung-apung, pecahan kaca yang menancap di kornea, kawat duri yang berjalur panjang, padang gersang ilalang, pusaran kabut kelabu dengan kesedihan dan kesepian yang menggantung.
    Dimana-dimana gustaf hanya melihat mata yang keruh menanggung beban hidup. mata yang penuh kemarahan. mata yang berkilat licik. mata yang tertutup jelaga kebencian. karena itu, gustaf jadi begitu terkesan dengan sepasang mata bocah itu. rasanya, itulah mata paling indah yang pernah gustaf tatap. Begitu bening, begitu jernih. Mata yang mungil, tetapi bagai menyimpan dunia.
    Alangkah menyenangkan bila memiliki mata seperti itu. Mata itu membuat dunia jadi terlihat berbeda.Barangkali seperti mata burung seriwang yang bisa menangkap lebih banyak warna. Setiap kali terkenang mata itu, setiap kali itu pula gustaf kian ingin memilikinya,
sembari menikmati secangkir capucino di coffee shop sebuah mall, gustaf memperhatikan mata-mata orang yang lalu lalang. Mungkin ia akan menemukan mata yang indah, seperti mata bocah itu. Tetapi, gustaf tidak menemukan mata seperti itu. Membuat gustaf berfikir, bisa jadi mata bocah itu memang satu-satunya mata paling indah di dunia. Dan ia makin ingin memiliki mata itu agar ia bisa memandang semua yang kini dilihatnya dengan berbeda...
Gustaf kini bisa mengerti kenapa bocah itu terlihat selalu berlarian riang, karena ia tengah berlarian mengejar capung yang hanya bisa dilihat matanya. Bocah itu sering berloncatan, sebab tengah menjoloki buah jambu yang terlihat begitu segar dimatanya.
 Mata bocah itu pastilah melihat sekawanan burung galatik terbang merendah bagai hendak hinggap kepalanya, hingga ia mengibas kibaskan tangan menghalau agar burung-burung itu kembali terbang. Ketika berjongkok, pastilah bocah itu sedang begitu senang memandangi seekor kumbang tanah yang muncul dari celah conblock. Semua itu hanya mungkin, karena mata mungil bocah itu bisa melihat dunia yang berbeda atau karena mata mungil itu memang menyimpan sebuah dunia. Tentulah menyenangkan bila punya mata seperti itu, “bathin gustaf”. Apa yang kini ia pandangi akan terlihat berbeda. Es krim ditangan anak itu mungkin akan meleleh menjadi madu. Pita gadis yang digandeng ibunya itu akan menjadi bunga lilin. Dilengkung selendang sutera yang dikenakan manequin di etalase itu akan terlihat kepompong mungil yang bergeletaran pelan ketika berlahan-lahan retak terbuka dan muncul seekor kupu-kupu. Seekor kepik bersayap merah berbintik hitam tampak merayap diatas meja. Enceng gondok tumbuh dilantai yang digenangi air bening. Elevator itu menjadi tangga yang menuju rumah pohon dimana anak-anak berebutan ingin menaikinya. Ada rimpang menjalar di kaki-kai kursi, bambu apus tumbuh didekat pakaian yang dipajang. Cahaya jadi terlihat seperti sulur-sulur benang berjuntaian.
Betapa menyenangkan bila ia bisa menyaksikan itu semua karena ia memiliki mata bocah itu. Bila ia bisa memiliki mata itu, ia akan bisa melihat segalanya dengan berbeda sekaligus akan memiliki mata paling indah di dunia. Mungkin ia bisa menemui orang tua bocah itu baik-baik, menawarinya segepok uang agar mereka mau mendonorkan mata bocah itu buatnya. Atau ia bisa saja merayu bocah itu dengan sekotak coklat. Apapun akan gustaf lakukan agar ia bisa memiliki mata itu. Bila perlu ia menculiknya. Terlalu banyak anak jalanan berkeliaran, dan pastilah tak seorangpun yang peduli bila salah satu dari mereka hilang.
Gustaf tersenyum, ia sering mendengar cerita soal operasi ganti mata. Ia tinggal datang ke medical eyes centre untuk mengganti matanya dengan mata bocah itu !
      Gustaf hanya perlu menghilang sekitar dua bulan untuk menjalani operasi dan perawatan pergantian mata. Ia ingin ketika ia muncul kembali, semuanya sudah tampak sempurna. Tentu lebih menyenangkan bila tak seorangpun tau aku baru saja ganti mata, pikirnya.orang-orang pasti terpesona begitu memandangi matanya. Semua orang akan memujinya memiliki mata paling indah yang bagai menyimpan dunia.
      Pagi ketika gustaf berangkat kerja dan terjebak rutin kemacetan perempatan jalan menjelang kantornya, ia melihat seorang bocah bersimpuh di trotoar , dengan tangan menjulur kearah jalan. Kedua mata bocah itu kosong, buta! gustaf hanya memandangi bocah itu. Ia ingin membuka jendela dan melemparkan recehan, tetapi segera ia urungkan karna merasa percuma.Ia melangkah melewati lobby perkantoran dengan langkah penuh kebahagiaan ketika melihat setiap orang memandang ke arahnya. Beberapa orang malah melotot tak percaya. Gustaf yakin mereka kagum pada sepasang matanya. Gustaf terkesima memandang sekelilingnya.Dengan gaya anggun gustaf menuju lift.Begitu lift tertutup, seorang perempuan yang tadi gemetaran memandangi gustaf terlihat menghela nafas, sambil berbicara kepada temannya.“kamu lihat mata tadi?”“ya”
“persis mata iblis!”